Tabriz merupakan kepala keamanan di Google Chrome, yang membawahi sebuah tim yang terdiri dari 30 ahli keamanan di seluruh Eropa dan kampus Google di Mountain View, California.
Dream - Siapa yang tidak kenal mesin
pencari Google. Setiap netizen selalu menggunakan mesin pencari yang
bermarkas di Mountain View, California itu untuk mencari segala
informasi di dunia maya.
Saking terkenalnya, Google sering menjadi target para hacker untuk
mencari kelemahan sistem perusahaan pembuat browser Google Chrome itu.
Untuk itu, Google pasti membutuhkan seorang hacker anti-hacker yang
tangguh. Seorang ahli keamanan yang terbiasa mengatasi miliaran serangan
online. Dan dia adalah seorang wanita berusia 31 tahun bernama Parisa
Tabriz.
Tabriz merupakan kepala keamanan di Google Chrome, yang membawahi
sebuah tim yang terdiri dari 30 ahli keamanan di seluruh Eropa dan
kampus Google di Mountain View, California.
Wanita keturunan Iran-Amerika ini bertanggung jawab terhadap keamanan
browser yang paling banyak digunakan di dunia, Google Chrome. Dia
bahkan punya julukannya sendiri, yakni Security Princess.
"Saya pikir kata 'Ahli Keamanan Informasi' terdengar membosankan.
Orang-orang di industri keamanan terlalu menganggapnya serius. Jadi
Security Princess mungkin agak terdengar aneh (bagi mereka)," kata
penyuka rock climbing ini.
Lahir dari ayah Iran dan ibu Polandia, Tabriz besar di Chicago
bersama dua adik laki-lakinya. Lucunya, dia tidak punya komputer sampai
kuliah teknik komputer di University of Illinois.
Setelah lulus tahun 2007, Tabriz langsung bekerja di Google. Tahun
2012 namanya tercantum dalam daftar 30 orang di bawah usia 30 yang akan
cemerlang di industri teknologi versi majalah Forbes.
Salah satu tugas hariannya di Google adalah memberikan seminar kepada
hacker 'baik' yang kurang pengalaman, dalam melindungi mesin pencari
Google.
Berbicara mengenai orang yang mencuri dan membocorkan foto telanjang
selebriti, Tabriz berkata, "Yang dilakukan orang itu bukan hanya
menyerang korban. Tapi itu adalah tindakan kriminal. Dan sebagai hacker
aku ikut sedih."
"Saya merasa kami, sebagai hacker, perlu mengadakan pendidikan untuk menunjukkan kami tidak seperti itu."
Google menawarkan hadiah berupa uang tunai US$ 30.000 bagi yang bisa
menemukan bug di Google Chrome. Hingga sekarang, Google telah memberikan
US$ 1,25 juta untuk memperbaiki 700 bug yang diidap Chrome. (Ism, Daily
Mail)